WELCOME
Duka
Kisah pilu dan tragis kembali
mewarnai atmosfir sepak bola
indonesia. Amuk massa yang tidak
terkendali telah membuat satu
nyawa suporter Gresik melayang.
Keluarga yang ditinggalkan
dirundung kepedihan yang
mendalam.
Isak tangis keluarga dan kerabat
pecah terdengar di UGD RS Ibu
Sina. Setelah salah satu perawat
menyatakan M. Erik Setiawan (17)
telah meninggal dunia. Pranata
salah satu teman Erik
menceritakan kronologi kejadian.
Awalnya mereka
berangkat dari Wringinanom sekitar 14.00 WIB bersama 7 orang lainnya
dengan menggunakan 4 sepeda motor. Pranata sebenarnya sudah mempunyai
firasat yang tidak enak saat melintas di sekitar kawasan terminal
Bunder. “Saya sempat punya firasat, yakni tibatiba rantai sepeda motor
saya loss, namun saya dan teman- teman tetap bertekad untuk datang ke
stadion,” katanya Pada saat mereka melintas di Jl Dr Wahidin
Sudirohusodo, tepatnya depan Gedung Pertanian Kab. Gresik. Tiba-tiba
rombongan Aremania turun dari truk dan menghentikan motor mereka. Tanpa
banyak bicara, rombongan Aremania kemudian menyerang mereka dengan
menggunakan pipa paralon yang terbuat dari besi. Mengalami serangan yang
tiba- tiba tersebut, mereka berusaha melarikan diri, namun nahas bagi
Erik, dia yang tertinggal dibelakang bersama 3 teman lainnya menjadi
bulan-bulanan suporter Singo edan tersebut. “Awalnya hanya ada 1 truk
yang menyerang kami, kami lari namun ada di depan sudah ada 2 truk yang
menghadang kami,” ujar Pranata kepada Radar Gresik Dengan kondisi yang
cukup parah, lanjut dia, saya tetap berusaha berlari sambil mencari
pertolongan. Ayah korban, Suwoto (38) terlihat lebih tegar mengahadapi
musibah yang menimpa anaknya. Dia mengatakan sebelumnya tidak ada
firasat apa-apa, karena memang Erik adalah orang yang humoris dan ceria.
Bahkan sudah beberapa minggu Erik jarang keluar rumah. “Saya tidak ada
firasat apa-apa, bahkan sudah beberapa minggu ini dia jarang keluar
rumah,” ujarnya Suwoto juga menceritakan, dirinya baru 2 minggu yang
lalu mengantarkan Erik untuk mengurus KTP, karena memang usia Erik yang
sudah cukup umur. Peristiwa meninggalnya suporter akibat bentrok seolah
menjadi lagu lama yang sumbang namun terus terdengar. Upaya pembinaan
suporter terasa masih jauh dari harapan. Menjadi pekerjaan seluruh
elemen sepak bola tanah air dan masyarakat, agar sepakbola menghadirkan
kebahagiaan dan jiwa sportifitas.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar