WELCOME

Selamat Datang "WELCOME"

Senin, 08 April 2013

Bersama Kawan

Liburan bersama teman-teman itu hal yang sangat menarik dan..............................

Rabu, 27 Maret 2013

Tancap Gas........polllll

Gimana ni menurut anda dengan Rafid Topan ? , helmnya pake' KYT, sponsornya evalube, Timnya QMMF,
maju terus Rafid Topan...........

Kamis, 21 Maret 2013

Semakin Carut Marut

Hai para Bonek Mania...
Sepertinya kondisi Sepakbola Indonesia semakin hari bukan tambah baik, tapi malah semakin buruk.
Sepakbola nasional sepertinya akan kembali ke tangan mafia sepakbola. Hasil Kongres kemarin sangatlah tidak adil... ISL 18 Tim dan IPL 4 Tim. Hasil yang sangat berat sebelah. Apalagi pengangkatan Lanyala Mattaliti sebagai wakil ketua PSSI.
Yang paling miris tentu adalah nasib Persebaya. Persebaya seakan tidak dianggap, mereka berujar "Tim yang Dualisme akan dihapus".
Bonek harus segera bertindak..............

Semangat 1927...
Salam Satu Nyali Wani

Hai... Semua.......

Hai....... para Blogger.. udah lama nih saya ga' ngepost.. pasti banya' yang kangen ya.... hehehehehehe. Akhir-akhir ini saya agak sibuk dengan tugas sekolah.. jadi saya ga' sempat ngepost....

Jumat, 08 Maret 2013

Pertandingan Sepak Bola Harus ditunda


SURABAYA(Pos Kota)- Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Ediwan Prabowo, terkait situasi di Jatim pascabentrok antarsuporter Aremania, Bonek dan warga di pinggir jalan tol.
“Pertimbangan keamanan dan ketertiban di Jatim harus didahulukan jika itu menyangkut kepentingan umum. Saya serahkan pertimbangan keamanan itu kepada Pak Kapolda dan Pangdam V/Brawijaya. Kalau ada potensi mengganggu kepentingan umum dan memicu bentrok suporter, mungkin Pak Kapolda bisa menunda pertandingan dulu,” tegas Pakde Karwo kepada wartawan di kantor gubernur, Jumat (8/3).
Permintaan penundaan pertandingan bola yang berpotensi ricuh antarsuporter pendukung atau suporter daerah lain, bukan merupakan usulan gubernur semata. Melainkan, hasil diskusi antara gubernur, Kapolda dan Pangdam V/Brawijaya.
“Kalau memang pertandingan itu mengganggu kepentingan umum, ya jangan dilaksanakan dulu. Prinsipnya, kalau mengganggu ketertiban umum, ya keamanan harus didahulukan dari kepentingan lain,” tukasnya.
Kekecewaan terhadap aparat kepolisian masih terpatri di benak suporter Persebaya, Bonek. Menurut mereka, aparat seharusnya tidak diskriminasi terhadap suporter. Bila ada suporter yang berbuat onar bahkan hingga merenggut nyawa, harus segera ditindak.
Menurut salah satu koordinator Bonek, Nur Hasim, selama ini Bonek selalu mendapat perlakuan berbeda dari suporter-suporter lainnya. “Padahal di luar sana, banyak suporter lain yang lebih kejam, lebih brutal dan lebih keras. Tapi aparat seolah menutup sebelah mata,” ucap Hasim.(nurqomar)

Sumber : poskotanews.com

Jawa Timur Mencekam


Surabaya - Kericuhan pendukung laga Gresik United melawan Arema, Kamis, 7 Maret 2013, diduga dipicu tewasnya seorang Bonek suporter Persebaya Eric Setiawan. Eric, yang tewas di Jl. Wahidin depan Kantor Pertanian, Gresik, diduga korban salah sasaran massa beratribut Aremania.

Insiden ini pun memicu kemarahan Bonek. Menurut Koordinator Bonek liar Bram Oky, sejumlah Bonek mencoba menghadang rombongan Aremania di tol arah Malang. Terjadilah kerusuhan di akhir pertandingan Gresik vs Arema. Massa Bonek melakukan sweeping di tol, mencari kendaraan berplat nomor N ataupun massa beratribut Aremania.

Gerakan mereka dihadang polisi. Kepolisian menutup akses jalan tol dan melarang semua kendaraan melintasi tol arah Mojokerto dan Malang. Kericuhan berlanjut. Ratusan polisi dikerahkan untuk mengamankan jalan tol yang telah dikepung massa Bonek. Kericuhan sampai melibatkan warga.

Hingga Kamis malam tadi, Bonek mengepung tol terutama di KM 5 dan 6. Kepala Polisi Resort Kota Besar Komisaris Besar Tri Maryanto mengerahkan tambahan personal di lokasi untuk berjaga-jaga. Walikota Surabaya Tri Rismaharini sempat terkena gas air mata dan mendapatkan perawatan medis.

Gesekan berlanjut, namun kali ini Bonek bentrok dengan polisi. Bram menuturkan bentrok terjadi lantaran polisi bersikap represif. "Mereka menembakkan gas air mata ke massa, kalau begini terus enggak berhenti-henti," kata Bram.

Dari atas jembatan tol, Pasukan Anti Huru-hara Kepolisian Daerah Jawa Timur nampak menembakkan water canon. Tidak lama kemudian, gas air mata ditembakkan berkali-kali untuk menghalau massa Bonek. Massa yang mengamuk membakar truk di KM 12.

Sekitar pukul 01.00 WIB, Jumat, 8 Maret 2013, polisi mulai menghalau massa di pintu keluar Tol Banyu Urip di Jl. Simo Kalangan Surabaya. Bonek yang berbaur dengan warga lari ke perkampungan. Kini kondisi berangsur-angsur kondusif. Meski polisi dan Komando Distrik Militer Kecamatan Sukomanunggal masih berjaga di lokasi.

Informasi yang diterima Tempo, rombongan Aremania terus mendapat perlawanan dari warga saat melintasi kawasan Krian dan Mojokerto.

Sumber : TEMPO.CO dan detik.com

Duka

Kisah pilu dan tragis kembali
mewarnai atmosfir sepak bola
indonesia. Amuk massa yang tidak
terkendali telah membuat satu
nyawa suporter Gresik melayang.
Keluarga yang ditinggalkan
dirundung kepedihan yang
mendalam.

Isak tangis keluarga dan kerabat
pecah terdengar di UGD RS Ibu
Sina. Setelah salah satu perawat
menyatakan M. Erik Setiawan (17)
telah meninggal dunia. Pranata
salah satu teman Erik
menceritakan kronologi kejadian.

Awalnya mereka berangkat dari Wringinanom sekitar 14.00 WIB bersama 7 orang lainnya dengan menggunakan 4 sepeda motor. Pranata sebenarnya sudah mempunyai firasat yang tidak enak saat melintas di sekitar kawasan terminal Bunder. “Saya sempat punya firasat, yakni tibatiba rantai sepeda motor saya loss, namun saya dan teman- teman tetap bertekad untuk datang ke stadion,” katanya Pada saat mereka melintas di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, tepatnya depan Gedung Pertanian Kab. Gresik. Tiba-tiba rombongan Aremania turun dari truk dan menghentikan motor mereka. Tanpa banyak bicara, rombongan Aremania kemudian menyerang mereka dengan menggunakan pipa paralon yang terbuat dari besi. Mengalami serangan yang tiba- tiba tersebut, mereka berusaha melarikan diri, namun nahas bagi Erik, dia yang tertinggal dibelakang bersama 3 teman lainnya menjadi bulan-bulanan suporter Singo edan tersebut. “Awalnya hanya ada 1 truk yang menyerang kami, kami lari namun ada di depan sudah ada 2 truk yang menghadang kami,” ujar Pranata kepada Radar Gresik Dengan kondisi yang cukup parah, lanjut dia, saya tetap berusaha berlari sambil mencari pertolongan. Ayah korban, Suwoto (38) terlihat lebih tegar mengahadapi musibah yang menimpa anaknya. Dia mengatakan sebelumnya tidak ada firasat apa-apa, karena memang Erik adalah orang yang humoris dan ceria. Bahkan sudah beberapa minggu Erik jarang keluar rumah. “Saya tidak ada firasat apa-apa, bahkan sudah beberapa minggu ini dia jarang keluar rumah,” ujarnya Suwoto juga menceritakan, dirinya baru 2 minggu yang lalu mengantarkan Erik untuk mengurus KTP, karena memang usia Erik yang sudah cukup umur. Peristiwa meninggalnya suporter akibat bentrok seolah menjadi lagu lama yang sumbang namun terus terdengar. Upaya pembinaan suporter terasa masih jauh dari harapan. Menjadi pekerjaan seluruh elemen sepak bola tanah air dan masyarakat, agar sepakbola menghadirkan kebahagiaan dan jiwa sportifitas.
Sumber :
S1nYaL Bonek Viking

Minggu, 03 Maret 2013

Duet Fasta-Goran Tuai Pujian







Kombinasi pemain lokal-asing, Nur Mufid Fastabiqul Khoirot dan Goran Gancev menuai pujian. Duet anyar di lini belakaang Persebaya ini terbukti moncer. Hingga dua pertandingan, gawang Bajul Ijo masih clean sheet.

Pujian atas solidnya lini belakang Persebaya disampaikan striker sekaligus kapten tim PSIR Rembang, Cristian Lenglolo. Menurut penyerang asal Kamerun ini, duet Goran-Fasta, plus sokongan Erol Iba dan Mat Halil, bermain sangat disiplin.

"Pemain belakang Persebaya sangat disiplin. Mereka tidak berikan saya ruang untuk melepaskan tendangan," kata Lenglolo.

Pada pertandingan Sabtu (2/3/2013) sore, Lenglolo berhasil dimati-kutukan oleh pemain-pemain Persebaya. Fasta dan Goran secara bergilir mengawal pergerakan mantan pemain Persema dan Sriwijaya FC ini.

Lenglolo juga jarang membahayakan gawang Persebaya. Bahkan ia belum melepaskan satu sepakan yang mengarah tepat di gawang Persebaya. Sebab, sebelum bola dikuasai Lenglolo dan masuk ke kotak pertahanan, bek Persebaya selalu dapat memotongnya.

Kokohnya tembok pertahanan Persebaya juga membuat kiper Persebaya, baik Endra Prastya maupun Dedy Iman, tak banyak berkeringat. Bahkan, hingga pertandingan kedua, gawang Bajul Ijo masih perawan, alias belum kebobolan satu gol pun.


Sumber : cdn.sindonews.com dan Bonek News

Jumat, 01 Maret 2013

Evan Dimas Kembali Berlatih di Persebaya



Surabaya (beritajatim.com) - Wonderkid asal Surabaya, Evan Dimas akhirnya kembali berlatih bersama timnya, Persebaya. Evan kembali ke Karanggayam, markas Persebaya, Kamis (28/2/2013).

"Halo, Mas. Gimana kabarnya?" sapa Evan kepada beritajatim.com. "Saya baru hari ini berlatih. Lega rasanya bisa kembali ke tim," aku Evan.

Selama ini, Evan harus absen beberapa pekan dari sesi berlatih Persebaya. Ia terbang ke Hongkong untuk memperkuat Tim Nasional (Timnas) U-18 Indonesia di turnamen HKJC International Youth Invitational Tournament 2013.

Evan yang bertindak sebagai kapten tim, sukses membawa Timnas U-18 mempertahankan gelar juara. Nantinya, tim ini akan dipersiapkan untuk ajang Piala AFF U-19 yang bakal digelar pada September mendatang.

Kembalinya Evan juga disambut positif oleh pelatih Ibnu Grahan. "Evan pemain bertalenta. Senang rasanya dia kembali ke tim," ucap Ibnu. Karena baru bergabung, Evan tak masuk dalam tim yang diboyong ke Rembang.
Sumber : duniasoccer.com(pic), beritajatim.com, & bonek news
 

Selasa, 26 Februari 2013

Gede Widiade Tetap Ngotot





Gede Widiade Tetap Ngotot Ingin Pakai Gelora Bangkalan

Niat manajamen Persebaya pindah home base ke Stadion Gelora Bangkalan (SGB), tak bisa dibendung. Padahal, tiket laga perdana melawan Bontang FC, di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (24/2), terjual ludes. CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan ludesnya tiket melawan Bontang FC bukan berarti rencana pindah ke Bangkalan dibatalkan. Sebab, pemasukan tiket tidak sebanding dengan biaya operasional menggelar pertandingan di Surabaya, "Masih tetap rencana semula. Sebab, cost menggelar pertandingan di Surabaya relatif mahal," ujarnya saat dikonfirmasi Senin (24/2). Saat ini, lanjut Gede, baru Bonek -julukan suporter Persebaya, yang peduli dengan tim. Sementara pihak lainnya, termasuk Pemkot Surabaya yang belum memberikan keringanan biaya sewa
Stadion GBT. "Saat ini yang peduli hanya Bonek, namun konstribusi secara finansial relatih masih kecil. Stake holder lainnya masih belum terlalu peduli dengan Persebaya," keluhnya.

Untuk itu, Gede tetap akan memindahkan laga home Persebaya di pertandingan berikutnya ke Bangkalan. Terutama pertandingan yang kurang menarik animo penonton. "Perlu dilakukan langkah- langkag efisiensi dan optimalisasi pendapatan, itu yang menjadi dasar
langkah antisipasi harus dilakukan, " jelasnya.
Sebenarnya dalam laga melawan Bontang di GBT, Minggu (24/2), di luar dugaan tiker yang dicetak sejumlah 17 ribu
terjual habis. Padahal, harga tike ekonomi sudah dinaikan dari Rp 20 ribu musim lalu menjadi Rp 25 ribu. Sedangkan tiket kategori utama dan VIP masih di bandrol sama Rp 50 ribu dan 100 ribu.

Persebaya bisa mengeruk keuntungan lebih banyak lagi jika panpel bisa mengantisipasi ledakan penonton. Dari
pengamatan di lapangan, jumlah penonton yang masuk di stadion diperkirakan lebih dari 17 ribu, sekitar 20 ribu. Selain itu, pada babak kedua pintu masuk juga dibuka membuat penonton yang tidak bertiket bisa masuk.
Entah pertimbangan apa yang dipakai panpel Persebaya sehingga tidak mencetak tiket lebih banyak. Padahal selain laga perdana yang sudah dinanti penonton, kapasitas stadion juga tersisa banyak karena bisa menampung hingga 60 ribu penonton. Bisa jadi, panpel hanya
mempetimbangkan­ pemasukan tiket melawan Bontang musim lalu yang tidak mencapai angka 10 ribu.
Sebelumnya, manajemen Persebaya memang sudah angkat tangan dengan aturan biaya sewa Stadion GBT yang
mencapai Rp35 juta/ pertandingan. Ongkos sewa ini belum termasuk pajak, transportasi dan biaya operasional lainnya.

Terpisah, manajer tim Persebaya Saleh Hanifah tidak bisa berbuat banyak terkait rencana manajemen memindahkan laga home berikutnya ke Bangkalan. "Secara tim tentu kita tetap ingin main di Surabaya, kota sendiri. Tapi semua tergantung manajemen, " ucapnya.
Sebab, lanjut Saleh, secara mental para pemain Persebaya akan lebih termotivasi jika tampil di hadapan publik sendiri. "Semangat tentu lain bermain di kandang sendiri dengan di tempat lain. Apalagi selama ini, pemain sudah terbisa bermain di GBT atau Stadion Tambaksari, "
keluhnya.

Sementara Pelatih Persebaya Ibu Grahan juga sempat terkejut melihat animo penonton yang datang ke Stadion GBT ketika menghadapi Bontang. "Masih banyak penonton yang datang, ini membuktikan jika mereka masih rindu dengan penampilan kami, " ucapnya. Bisa jadi penonton di laga berikutnya akan bertambah banyak. Sebab, dalam laga melawan Bontang, penampilan Andik Vermansyah dkk berhasil memuaskan bonek dengan menciptakan lima gol tanpa balas. Di laga berikutnya, Persebaya masih menjalani away ke kandang PSIR Rembang, 2 Maret, mendatang.



Sumbe : duniasoccer.com & Bonek News

Senin, 25 Februari 2013

Debut Mengesankan



Debut Mengesankan Ibnu Grahan Tangani Bajul Ijo

Sempat diragukan kemampuannya setelah ditunjuk resmi menjadi pelatih kepala Persebaya, Minggu (24/2/2013) hari ini, Ibnu Grahan membuktikan bahwa dia pelatih berkualitas. Arek Rangkah, Surabaya ini membawa Bajul Ijo meraih kemenangan perdana atas Bontang FC dengan skor telak 5-0.

Saat CEO Gede Widiade menunjuk Ibnu sebagai pelatih kepala, pro kontra bermunculan. Ibnu dianggap belum layak menjadi status pelatih kepala di Persebaya. Apalagi di tahun 2007 lalu, ditunjuk sebagai caretaker, Ibnu dicap gagal hingga akhirnya Persebaya terdegradasi.

"Saya memang belum pernah pegang tim. Tahun 2007 lalu saya juga gagal. Sebenarnya saat ini saya belum ada pengalaman, lisensi juga belum memenuhi. Tapi dipaksakan sebagai pelatih," ucap Ibnu usai pertandingan.

Namun seiring berjalannya waktu, Ibnu banyak menimba ilmu dari pelatih-pelatih hebat yang pernah menangani Persebaya, mulai Jacksen F Tiago, Rudy Keltjes, Freddy Muli, Aji Santoso hingga Divaldo Alves. Saat itu Ibnu didapuk sebagai asisten pelatih. "Dengan perkembangan waktu, saya banyak belajar disitu," imbuh Ibnu.

Meski sempat dicap tidak layak oleh kalangan suporter, Ibnu justru menganggap wajar bila diringa dianggap kurang. "Wajar bila saya dianggap kurang. Sebenarnya saya tidak perlu membuktikan apa-apa. Sebab Persebaya adalah tim yang sudah jadi. Tinggal dipoles saja," tutur mantan gelandang Persebaya era 90-an ini.

Ibnu berkelakar, bila tak benar suporter kurang percaya percaya dengan kemampuannya. "Buktinya hari ini stadion ramai. Itu bukti kalau teman-teman suporter kangen dengan Persebaya. Di Persebaya, kekompakan harus dijaga, baik pemain, pelatih, manajemen dan suporter tentunya," tutup Ibnu. 




Sumber : Bonek News